PENGUNJUNGKU

Minggu, 14 Maret 2010

RAGAM MAKNA

Ragam Makna

Ragam makna dapat dilihat dari berbagai kriteria atau sudut pandang. Oleh karena itu, di dalam berbagai sumber pustaka dapat ditemukan berbagai macam ragam makna. Pembedaan makna leksikal dan gramatikal adalah makna yang terjadi sebagai akibat proses-proses gramatikal, seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.Pembedaan makna denotatif dan makna konotatif didasarkan pada ada tidaknya nilai rasa. Makna denotatif adalah makna yang ada pada setiap leksem atau kata, sedangkan makna konotatif adalah nilai rasa positif, negatif maupun netral. Dalam berbagai buku pendidikan makna konotatif disebutkan juga sebagai makna tambahan yang ada pada setiap kata, termasuk makna lugas dan makna asosiasi, makna konseptual adalah makna yang ada dalam sebuah leksem, yang sebenarnya sama saja dengan makna leksikal dan makna denotatif, sedangkan makna asosiasi adalah makna lain yang dikaitkan dengan makna pada kata tertentu. Makna kata biasanya bersifat umum. Dibedakan dengan makna leksikal atau makna istilah yang bersifat tetap dan khusus karena hanya digunakan pada bidang kegiatan tertentu.Makna lugas sebenarnya sama saja dengan makna leksikal atau makna leksikal denotatif, dipertentangkan dengan makna kias, yaitu makna yang merupakan kiasan, perbandingan atau persamaan dengan sesuatu yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. (1988). Semantik – Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru.Chaer, Abdul. (1990). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta._______. (1993). Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta._______. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.Chafe, Wallace L. (1970). Meaning and The Structure of Language. Chicago: The University of Chicago Press.Leech, Geoffrey. (1976). Semantik 1 dan 2. Utrecht Antwerp: Uitgevery Het spectrum.Nida, E.A. (1975). Componential Analysis of Meaning. The Haque-Paris. Mouton. Palmer, F.R. (1981). Semantik. London: Cambridge University Press.Pcteda, Mansoer. (1986). Semantik Leksikal. Ende-Flores: Nusa Indah.Poerwadarminta, W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Ullman, Stephen. (1972). Semantik An Introduction to the Science of Meaning. Oxford: Basil Blackwell.

MAKNA KONOTATIF

PENDAHULUAN
ASPEK MAKNA DALAM SEMANTIK DAN KETERKAITANNYA
DENGAN JENIS-JENIS

Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Lalu apakah pengertian dari makna, aspek apa saja di dalamnya dan seperti apakah keterkaitan aspek-aspek makna tersebut dengan jenis-jenis dari makna yang dipelajari dalam semantik ? Pada bagian selanjutnya dari makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian makna, aspek-aspek makna dan keterkaitannya dengan beberapa jenis makna yang dipelajari dalam semantik.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Makna
Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Bloomfied (dalam Abdul Wahab, 1995:40) mengemukakan bahwa makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. Terkait dengan hal tersebut, Aminuddin (1998:50) mengemukakan bahwa makna merupakan hubungan antara bahsa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahsa sehingga dapat saling dimengerti.
Dari pengertian para ahli bahsa di atas, dapat dikatakan bahwa batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.

B. Aspek-aspek Makna
Aspek-aspek makna dalam semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal, yaitu :
1. Pengertian (sense)
Pengertian disebut juga dengan tema. Pengertian ini dapat dicapai apabila pembicara dengan lawan bicaranya atau antara penulis dengan pembaca mempunyai kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati bersama. Lyons (dalam Mansoer Pateda, 2001:92) mengatakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan kata lain di dalam kosakata.
2. Nilai rasa (feeling)
Aspek makna yang berhubungan dengan nilai rasa berkaitan dengan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan.dengan kata lain, nilai rasa yang berkaitan dengan makna adalah kata0kata yang berhubungan dengan perasaan, baik yang berhubungan dengan dorongan maupun penilaian. Jadi, setiapkata mempunyai makna yang berhubungan dengan nilai rasa dan setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan perasaan.
3. Nada (tone)
Aspek makna nada menurut Shipley adalah sikap pembicara terhadap kawan bicara ( dalam Mansoer Pateda, 2001:94). Aspek nada berhubungan pula dengan aspek makna yang bernilai rasa. Dengan kata lain, hubungan antara pembicara dengan pendengar akan menentukan sikap yang tercermin dalam kata-kata yang digunakan.
4. Maksud (intention)
Aspek maksud menurut Shipley (dalam Mansoer Pateda, 2001: 95) merupakan maksud senang atau tidak senang, efek usaha keras yang dilaksanakan. Maksud yang diinginkan dapat bersifat deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis, persuasi, rekreasi atau politik.
Aspek-aspek makna tersenut tentunya mempunyai pengaruh terhadap jenis-jenis makna yang ada dalam semantik. Di bawah ini akan dijelaskan seperti apa keterkaitan aspek-aspek makna dalam semantik dengan jenis-jenis makna dalam semantik.

1. Makna Emotif
Makna emotif menurut Sipley (dalam Mansoer Pateda, 2001:101) adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai atau terhadap sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan. Dicontohkan dengan kata kerbau dalam kalimat Engkau kerbau., kata itu tentunya menimbulkan perasaan tidak enak bagi pendengar. Dengan kata lain,kata kerbau tadi mengandung makna emosi. Kata kerbau dihubungkan dengan sikap atau poerilaku malas, lamban, dan dianggapsebagai penghinaan. Orang yang dituju atau pendengarnya tentunya akan merasa tersimggung atau merasa tidak nyaman. Bagi orang yang mendengarkan hal tersebut sebagai sesuatu yang ditujukan kepadanya tentunya akan menimbulkan rasa ingin melawan. Dengan demikian, makna emotif adalah makna dalam suatu kata atau kalimat yang dapat menimbulkan pendengarnya emosi dan hal ini jelas berhubungan dengan perasaan. Makna emotif dalam bahasa indonesia cenderung mengacu kepada hal-hal atau makna yang positif dan biasa muncul sebagai akibat dari perubahan tata nilai masyarakat terdapat suatu perubahan nilai.

2. Makna Konotatif
Makna konotatif berbeda dengan makna emotif karena makna konotatif cenderung bersifat negatif, sedangkan makna emotif adalah makna yang bersifat positif (Fathimah Djajasudarma, 1999:9). Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan atau didengar. Misalnya, pada kalimat Anita menjadi bunga desa. Kata nunga dalam kalimat tersebut bukan berarti sebagai bunga di taman melainkan menjadi idola di desanya sebagai akibat kondisi fisiknya atau kecantikannya. Kata bunga yang ditambahkan dengan salah satu unsur psikologis fisik atau sosial yang dapat dihubungkan dengan kedudukan yang khusus dalam masyarakat, dapat menumbuhkan makna negatif.

3. Makna Kognitif
Makna kognitif adalah makna yang ditunjukkan oleh acuannya, makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa, objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis komponenya (Mansoer Pateda, 2001:109). Kata pohon bermakna tumbuhan yang memiliki batang dan daun denga bentuk yang tinggi besar dan kokoh. Inilah yang dimaksud dengan makna kognitif karena lebih banyak dengan maksud pikiran.

4. Makna Referensial
Referen menurut Palmer ( dalam Mansoer Pateda, 2001: 125) adalah hubungan antara unsur-unsur linguistik berupa kata-kata, kalimat-kalimat dan dunia pengalaman nonlinguistik. Referen atau acuan dapat diartikan berupa benda, peristiwa, proses atau kenyataan. Referen adalah sesuatu yangditunjuk oleh suatu lambang. Makna referensial mengisyaratkan tentang makna yamg langsung menunjuk pada sesuatu, baik benda, gejala, kenyataan, peristiwa maupun proses.
Makna referensial menurut uraian di atas dapat diartikan sebagai makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata atau ujaran. Dapat juga dikatakan bahwa makna referensial merupakan makna unsur bahasa yanga dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa, baik berupa objek konkret atau gagasan yang dapat dijelaskan melalui analisis komponen.

5. Makna Piktorikal
Makna piktorikal menurut Shipley (dalam Mansoer Pateda, 2001:122) adalah makna yamg muncul akibat bayangan pendengar ataupembaca terhadap kata yang didengar atau dibaca. Makna piktorikal menghadapkan manusia dengan kenyataan terhadap perasaan yang timbul karena pemahaman tentang makna kata yang diujarkan atau ditulis, misalnya kata kakus, pendengar atau pembaca akan terbayang hal yang berhubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kakus, seperti kondisi yang berbau, kotoran, rasa jijik, bahkan timbul rasa mual karenanya.

PENUTUP

A. Simpulan
Makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. makna merupakan hubungan antara bahsa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahsa sehingga dapat saling dimengerti. Batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.
Aspek-aspek makna dalam semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal, yaitu :
1. Pengertian (sense)
2. Nilai rasa (feeling)
3. Nada (tone)
4. Maksud (intention)
Keempat aspek makna di atas memiliki keterkaitan dengan jenis makna yang ada dalam semantik.

MAKNA KONOTATIF

Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.
Contoh:
Makna dasar Makna tambahan
(denotasi) (konotasi)
merah : warna ………………………. berani; dilarang
ular : binatang ……………………..menakutkan/ berbahaya
Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.
Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.
Contoh:
Konotasi positif Konotasi negatif
suami istri laki bini
tunanetra buta
pria laki-laki
Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.